
Sobat Pecinta Langit, berjumpa kembali di pembahasan tentang hujan meteor Lyrid dan meteor Pi Puppid. Yuk, Sobat kita simak lebih lanjut.
Tata surya kita tidak hanya terisi oleh susunan planet namun juga beberapa materi lain seperti puing-puing debu komet dan asteroid. Di kala tertentu Bumi melewati puing-puing tersebut dan memberikan pengaruh gravitasi, sehingga menarik puing-puing tersebut.
Saat puing-puing tersebut menembus atmosfer dengan kecepatan tinggi timbul pijar karena adanya gesekan. Sehingga terlihat kilatan-kilatan cahaya di langit, seperti yang masyarakat kenal sebagai hujan meteor.
Di bulan April ini, ada dua meteor yang menyapa kita yaitu meteor Lyrid dan meteor Pi Puppid. Meteor Lyrid merupakan puing-puing dari Komet C/1861G1/Thatcher. Komet yang ditemukan oleh E. Thatcher ini menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari dengan waktu 415 tahun. Meskipun begitu kita dapat melihat hujan meteor Lyrid setiap tahun di bulan April. Hujan meteor ini akan tampak di bagian barat laut bintang Vega yang merupakan bagian konstelasi Lyra. Hal ini pula, mulanya hujan meteor ini disebut sebagai hujan meteor Lyrid. Dilansir dari observatorium.jakarta.go.id meteor ini memiliki kecepatan 47 km/s dan puncakya terjadi pada 22-23 April 2020.
Selain itu, ada pula hujan meteor Pi Puppid. Meteor Pi Puppid merupakan sisa dari komet 26P/Grigg-Skjellerup. Hujan meteor ini memiliki kecepatan 18 km/s dan bisa mencapai 18-40 meteor per jam saat maksimum. Puncaknya terjadi pada 23 April 2020, dapat diamati sejak matahari terbenam sampai rasi bintang Puppis terbenam di tengah malam.
Lalu bagaimana efek jatuhnya meteor?
Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater (kawah tabrakan). Bahkan di permukaan bumi banyak kawah yang terbentuk akibat meteorit. Menurut informasi, bumi pernah di hujani meteor yang sangat banyak dan dengan ukuran yang besar sehingga menyebabkan punahnya dinosaurus. Adapun kawahnya bisa dilihat di wilayah Amerika, disana terdapat banyak cekungan yang kemudian terisi air dengan susunan yang berdekatan dan di prediksi itu adalah kawah dari meteorit. Begitu dasyatnya hujan meteor zaman dahulu hingga dapat memusnahkan hewan berukuran besar.
Selain itu, masuknya meteor ke atmosfir bumi terutama saat hujan meteor dapat meningkatkan kelimpahan ion logam di atmosfir yang dapat berimbas pada komunikasi radio di permukan bumi. Peningkatan ion ini dapat memicu terbentuknya lapisan E-Sporadis sehingga dapat mempengaruhi komunikasi radio. Lapisan E-Sporadis yang berada diketinggian 100-150 km ini merupakan lapisan yang digunakan sebagai media pemantul sinyal gelombang radio kominikasi VHF rendah.
Sekian informasi mengenai Hujan Meteor di bulan April ini. Semoga bermanfaat. Selanjutnya, kami segenap anggota KS Andromeda turut menyampaikan selamat menjalani ibadah puasa Ramadhan 1441 H. Tetap tunggu pembahasan lainnya ya Sobat. Salam Antariksa.