Keingintahuan siswa kelas VII tentang Asteroid 2016 HP6

Oleh : Delta Rosiana, S.Pd (Alumni S1 Pendidikan Fisika UAD
Mahasiswa S2 Pendidikan Fisika UAD, Penulis buku)

Sumber Foto: urikyo33/Pixabay

Kamis, 14 Mei 2020 Fenomena meluncurnya asteroid 2016 HP6 yang mengentarkan dunia maya tanah air kita menjadi topik yang sangat hangat untuk diperbincangkan oleh semua pihak, apalagi didunia pendidikan. Adanya wabah COVID-19 ini menjadikan kebijakan dari menteri pendidikan untuk sekolah dirumah secara online. Siswa-siswa tidak luntur semangat belajar dirumah dengan cara membaca-baca dan mengikuti perkembangan-perkembangan fenomena alam yang terjadi sekarang.

“Bu mau tanya boleh?” tanya dari murid saya bernama Fadhilah. “iya gimana?” jawab saya di whatapps. “media sosial membagikan info dari LAPAN mengungkap ada dua asteroid raksasa yang diprediksi akan melintas dekat Bumi pada April dan Mei 2020, tepat di momen Ramadhan 1441H . Kedua asteroid raksasa tersebut adalah Asteroid 52768 (1998OR2) dan asteroid 2016 HP6, yang masing-masing akan melintasi dihari dan jam yang berbeda. Asteroid 1998 OR2 diperkirakan melintasi Bumi pada 29 April 2020, tepatnya pada pukul 02.20 WIB. Sedangkan untuk asteroid 2016 HP16 diprediksi melintas dekat Bumi pada 7 Mei 2020, pukul 21.48 Universal Time, atau jika di Indonesia bisa teramati pada Jumat, 8 Mei 2020, pukul 02.28 WIB.” Lanjuntan pertanyaan dari murid. “oh iya itu benar kalau infonya dari LAPAN akurat dil”jawab ku dengan singkat. “Owalah. Gitu ya bu, bisa teramati dari bumi?” tanya dari siswa. “bisa teramati dari bumi tapi menggunakan teleskop yang khusus”. “jam berapa bu, kalau tidak punya teleskop bagaimana bu?”tanyanya lagi. “langsung saya kirimkan peta pergerakan Asteroid 2016 HP6 pekan ini dari Planetarium Jakarta dan dan penjelasan Asteroroid ID 2016 ID dari observatorium Bosscha. Dan saya jawab ya tidak bisa diliat dengan mata telanjang, bisa dilihat dan ikutin sosial media dari NASA karena selalu memperbarui fenomena-fenomena astronomi.
“Bu, Fakta asteorid/meteor yang akan tabrak bumi apakah benar” tanya dari murid saya bernama Faura. “iya benar ra” jawab saya. “Jatuh apa Cuma melintasi bu?”tanyanya Faura. “Cuma melintasi” jawabku dengan sigkat. “Jadi nanti ada gempa apa tidak bu? Terus bagaimana bu nanti” pertanyaannya lagi dari Faura. “Ya tidak apa-apa ra, itu meteornya dari permukaan bumi masih jauh jaraknya selain fenomena ini sudah biasa karena hampir setiap hari terjadi hujan meteor”saya menjawab pertanyaan dari siswa lagi. “iya gak ada apa-apa kan bu? Saya kira sampai jatuh ke bumi”pertanyaanya lagi. “tidak sampai jatuh kebumi ra, kalau sampai kebumi pasti sudah terbakar atau rusak di lapisan atmosfer bumi”jawaban saya sedikit menjelaskan.

Dari sini sangat penting sekali edukasi tentang astronomi untuk anak-anak sekolah menengah karena berita-berita yang dikeluarkan di TV juga banyak sekali yang membuat hoax tentang tabrakan dengan bumi bahkan sampai yang mengabarkan kiamat. Kita sebagai guru atau calon pendidik khususnya kuliah di Pendiidkan Fisika wajib memberikan edukasi tentang astronomi kepada anak-anak, selain itu kita juga pernah tergabung di kelompok studi ANDROMEDA wajib memberikan edukasi astronomi ke seluruh masyarakat umum di negeri kita. Supaya dapat menerima berita dengan bekal ilmu astronomi yang cukup.

Hujan Meteor Eta Aquarids

Sumber foto suryakepri.com

Kamis 7 Mei 2020,  Sobat pencinta langit hujan meteor sering diartikan sebagai bintang jatuh oleh masyarakat secara umum. Apakah benar begitu? Di sini kami akan membahas tentang apa itu meteor, hujan meteor, kapan terjadinya hujan meteor, dan sebab-sebab terjadinya hujan meteor. Akan ada juga beberapa fenomena hujan meteor yang kami paparkan pada siaran kali ini.

Nah, sebelum membahas lebih jauh tentang hujan meteor kita akan membahas beberapa pengertian lain dulu supaya lebih mudah dipahami.

Sistem tata surya kita tidak hanya tersusun dari planet-planet namun juga asteroid dan komet. Asteroid sendiri merupakan batuan angkasa yang mengandung logam seperti nikel dan besi. Benda langit ini berkumpul pada lintasan sabuk asteroid. Terdapat 4 asteroid paling besar yaitu Ceres, Vesta, Pallas dan Hyglea.

Selain asteroid ada pula komet. Komet tersusun dari material gas dan air yang mengeras menjadi es. Diameter inti komet memiliki ukuran paling besar 10 kilometer. Saat lintasannya dekat dengan matahari sebagian esnya menguap hingga ratusan kilometer inilah yang disebut dengan ekor komet.

Puing-puing komet maupun pecahan asteroid sering disebut sebagai meteorid. Ukuranya lebih besar molekul tetapi lebih kecil dari asteroid. Meteoroid tersusun oleh bahan-bahan organik sehingga akan terbakar dan menghasilkan cahaya jika memasuki atmosfer sebuah planet.

Jejak bercahaya dari meteoroid yang masuk ke atmosfer sebuah planet disebut dengan meteor. Nah, makanya kita sering melihat seakan bintang jatuh. Namun itu bukan bintang yang jatuh melainkan sebuah meteor.

Ada satu pengertian lagi yang perlu diketahui yaitu meteorit. Meteorit adalah meteor yang tidak habis terbakar di permukaan planet sehingga masih ada materi yang jatuh ke permukaan bumi. Nah, pasti sahabat sudah pernah mendengar kan mengenai kawah yang terbentuk akibat adanya meteorit?

Lalu bagaimana ya terjadinya hujan meteor? Hujan meteor adalah jatuhnya meteor dalam jumlah banyak menuju permukaan bumi. Hujan meteor terjadi karena adanya meteoroid di luar angkasa yang menghantam atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi. Sehingga pada saat bertabrakan dengan bumi, meteoroid tersebut terpecah dalam jumlah banyak. Ketika terbakar meteor tersebut dalam tekanan panas yang tinggi meluncur ke permukaan bumi dalam jumlah yang banyak dan mempunyai cahaya.

Ada beberapa macam hujan meteor, di antaranya adalah hujan meteor Lyrid, Eta Aquarids, Delta Aquarid, Perseid, Draconids, Orionids, Taurids, Leonids, Geminids.

Sumber foto cnnindonesia.com

Di bulan Mei 2020 ini ada Hujan Meteor Eta Aquaris. Meteor Eta Aquaris merupakan salah satu dari dua hujan meteor yang berhubungan dengan Komet 1p/Halley. Di tahun ini puncak hujan meteor Eta Aquaris terjadi pada malam 6 Mei hingga pagi hari 7 Mei. Frekuensi jatuhnya cukup banyak, namun berbeda di kedua belahan Bumi. Di utara terlihat sekitar 10-20 meteor per jam, sedangkan di selatan bisa sampai 40 meteor dalam satu jam.

Tidak seperti hujan meteor lainnya, jumlah meteor yang jatuh pada saat puncaknya hanya lebih deras sedikit saja daripada hari yang lain. Radian Hujan Meteor Eta Aquarids berasal dari konstelasi Aquarius atau Eta Aquarid. Tetapi walaupun berasal dari konstelasi Aquarius, untuk menikmati hujan meteor ini kita tidak perlu melihat dari arah dimana rasi bintang Aquarus berada, karena kemunculan meteor-meteor pada hujan meteor Eta Aquarids ini dapat datang dari segala penjuru langit

Ingin tahu lebih lanjut info hujan meteor? Yuk, jadi bagian dari Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan. Di sini kita bisa belajar lebih tahu tentang astronomi dan antariksanya juga. So, tunggu apalagi langsung aja klik pmb-online.uad.ac.id. Cukup dengan nilai rapor loh. Mudah kok, sambil rebahan juga bisa. Cus kami tunggu ya.

Hujan Meteor Lyrid dan Meteor Pi Puppid

Sumber Lentera Geosfer Indonesia

Sobat Pecinta Langit, berjumpa kembali di pembahasan tentang hujan meteor Lyrid dan meteor Pi Puppid. Yuk, Sobat kita simak lebih lanjut.

Tata surya kita tidak hanya terisi oleh susunan planet namun juga beberapa materi lain seperti puing-puing debu komet dan asteroid. Di kala tertentu Bumi melewati puing-puing tersebut dan memberikan pengaruh gravitasi, sehingga menarik puing-puing tersebut.
Saat puing-puing tersebut menembus atmosfer dengan kecepatan tinggi timbul pijar karena adanya gesekan. Sehingga terlihat kilatan-kilatan cahaya di langit, seperti yang masyarakat kenal sebagai hujan meteor.
Di bulan April ini, ada dua meteor yang menyapa kita yaitu meteor Lyrid dan meteor Pi Puppid. Meteor Lyrid merupakan puing-puing dari Komet C/1861G1/Thatcher. Komet yang ditemukan oleh E. Thatcher ini menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi Matahari dengan waktu 415 tahun. Meskipun begitu kita dapat melihat hujan meteor Lyrid setiap tahun di bulan April. Hujan meteor ini akan tampak di bagian barat laut bintang Vega yang merupakan bagian konstelasi Lyra. Hal ini pula, mulanya hujan meteor ini disebut sebagai hujan meteor Lyrid. Dilansir dari observatorium.jakarta.go.id meteor ini memiliki kecepatan 47 km/s dan puncakya terjadi pada 22-23 April 2020.
Selain itu, ada pula hujan meteor Pi Puppid. Meteor Pi Puppid merupakan sisa dari komet 26P/Grigg-Skjellerup. Hujan meteor ini memiliki kecepatan 18 km/s dan bisa mencapai 18-40 meteor per jam saat maksimum. Puncaknya terjadi pada 23 April 2020, dapat diamati sejak matahari terbenam sampai rasi bintang Puppis terbenam di tengah malam.

Lalu bagaimana efek jatuhnya meteor?
Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater (kawah tabrakan). Bahkan di permukaan bumi banyak kawah yang terbentuk akibat meteorit. Menurut informasi, bumi pernah di hujani meteor yang sangat banyak dan dengan ukuran yang besar sehingga menyebabkan punahnya dinosaurus. Adapun kawahnya bisa dilihat di wilayah Amerika, disana terdapat banyak cekungan yang kemudian terisi air dengan susunan yang berdekatan dan di prediksi itu adalah kawah dari meteorit. Begitu dasyatnya hujan meteor zaman dahulu hingga dapat memusnahkan hewan berukuran besar.
Selain itu, masuknya meteor ke atmosfir bumi terutama saat hujan meteor dapat meningkatkan kelimpahan ion logam di atmosfir yang dapat berimbas pada komunikasi radio di permukan bumi. Peningkatan ion ini dapat memicu terbentuknya lapisan E-Sporadis sehingga dapat mempengaruhi komunikasi radio. Lapisan E-Sporadis yang berada diketinggian 100-150 km ini merupakan lapisan yang digunakan sebagai media pemantul sinyal gelombang radio kominikasi VHF rendah.

Sekian informasi mengenai Hujan Meteor di bulan April ini. Semoga bermanfaat. Selanjutnya, kami segenap anggota KS Andromeda turut menyampaikan selamat menjalani ibadah puasa Ramadhan 1441 H. Tetap tunggu pembahasan lainnya ya Sobat. Salam Antariksa.