Kunjungan SLB N 2 Bantul dalam rangka 100 Hours Astronomy

Ahad, 13 Januari 2019 Observatorium UAD  menyelenggarakan “Everyone Universe: Semesta Kita Semua” dalam rangka100 Hours Astronomy  bersama siswa tuna rungu SLB N 2 Bantul.  Bekerjasama dengan  KS Andromeda.

Acara 100 Hours Astronomy adalah perayaan yang terdiri dari berbagai kegiatan yang ditujukan untuk melibatkan masyarakat. Situs web khusus kini telah diluncurkan untuk mengikuti kemajuan acara dan untuk menyoroti berbagai kegiatan yang ambil bagian dalam 100 Jam Astronomi di seluruh dunia.

Acara ini akan berlangsung selama empat hari dan malam, dari 10-13 Januari 2019. Astronom amatir dan profesional, penggemar astronomi dan masyarakat umum semua diundang untuk berbagi pengetahuan dan antusiasme mereka untuk ruang dengan mengambil bagian dalam kegiatan yang dijadwalkan atau untuk mengatur satu sendiri sebagai bagian dari proyek global ini.

Karena itu Observatorium menyelenggarakan Everyone Universe: Semesta Kita Semua bersama siswa tuna rung SLB N 2 Bantul, untuk memperkenalkan Astronomi kepada siswa tuna rungu belajar.

Dalam kegiatan kali ini siswa tuna runggu diberikan materi tentang astronomi sebelum melakukan pengamatan di ruang kubah dan taman angkasa.

Setelah itu siwa tuna rungu diarahkan ke ruang kubah untuk melihat matahari menggunakan teleskop Celestron.

_Siswa Tuna Rungu Belajar astronomi_

Penerimaan Kepengurusan ANDROMEDA 2018

foto pengurus harian periode 2019/2020

Pada 26 Desember 2018 Andromeda telah melaksanakan pelantikan Kepengurusan Baru Untuk periode 2019/2020. Periode ini di ketuai oleh Cintha Ayu Wandira dan Diyah Ayu Kustianingsih sebagai wakilnya.  Pada Periode ini terdapat 32 Anggota,  14 Anggota Periode sebelumnya dan 18 anggota periode baru. Seluruh anggota andromeda pada periode ini bervariasi, dari mahasiswa pendidikan fisika semester 3 hingga semester 5.

Dalam andromeda terdapat kepengurusan anggota yang terdiri dari Pengurus Harian dan Badan Kepengurusan Harian, Pengurus harian terdiri dari ketua, wakil , sekretaris dan bendahara. Cintha Ayu Wandira sebagai Ketua, Diyah Ayu Kustianingsih sebagai wakil ketua, Miratun Nafi’ah sebagai Sekretaris dan Masriana Anisa Br Damanik sebagai Bendahara andromeda periode 2019/2020.

Foto Devisi Observasi
Foto Devisi Jaringan dan Komunikasi
Foto Devisi Angkringan
Foto Devisi Kewirausahaan

Untuk Badan Pengurus Harian terbagi menjadi 4 divisi, Divisi Observasi dikoordinatori oleh Ika Anggun Setiani, Divisi Jaringan dan Komunikasi dikoordinatori oleh  Rifa Rahmawati, Divisi angkringan dikoordinatori oleh Niswah Rusyda Rafi dan Divisi Kewirausahaan dikoordinatori oleh Putri Ani Saumarachmawati.

Dalam penerimaan anggota periode ini terdapat sesi wawancara agar mempermudah dalam pembagian divisi, wawancara dilaksanakan oleh PH BPH andromeda periode ini di Observatorium UAD.  Alhamdulillah pada saat wawancara kami dapat memilih beberapa anggota untuk ditempat kan di divisi yang memang di passionnya.

Pada penerimaan anggota baru ini, diharapkan dapat menambah kinerja andromeda dalam melaksanakan kegiatan kegiatan yang dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika UAD bahkan luar UAD. Bapak Yudiakhto Pramudya Ph.D sebagai pembina  Kelompok studi andromeda sangat mensupport setiap kegiatan yang dilaksanakan andromeda termasuk penerimaan anggota baru ini karena kegiatan ini merupakan salah satu cara meregenerasi keanggotaan Kelompok Studi Andromeda agar dapat berkembang lebih pesat lagi.

foto Kepengurusan Andromeda periode 2019/2020

 

 

Gerhana Bulan Total ” Blood Moon ” terlama di abad 21

Sabtu (28/7/2018) dini hari, telah terjadi Gerhana Matahari Total (GBT) “Blood Moon” terlama di abad 21 yaitu 1 jm 42 menit 57 detik, mengapa demikian ? karena  Bulan bergerak melewati bayangan tengah Bumi yang merupakan titik bayangan paling lebar, selain itu  gerhana bulan kali ini terlihat lebih kecil dari gerhana yang biasanya di karenakan bulan berada di posisi terjauh.

KS ANDROMEDA bekerjasama dengan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Sholat Gerhana Bulan dan Pengamatan langsung dengan teleskop yang di buka untuk umum, pada mulanya cuaca hari itu lumayan mendung dan berawan, namun hal itu tak menyurutkan semangat dari teman-teman ANDROMEDA dan antusiasme masyarakat dalam menyakiskan GBT. Meskipun sempat terhalang oleh awan, masyarakat masih bisa menikmati GBT. Pada kesempatan kali ini KS ANDROMEDA Menggunakan teleskop celestron, Sky watcher dan National Geographic, selain itu  teleskop william Optic  di gunakan untuk streaming dari  lantai 10.

WAREK III bersama teman-teman KS ANDROMEDA dan PP Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
WAREK III bersama teman-teman KS ANDROMEDA dan PP Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah

kegiatan ini di hadiri oleh wakil Rektor 3 UAD yaitu Dr. Abdul Fadlil, M.T beliau mengikuti sholat GBT  dengan Imam Nur Kholis, S.Ag.,M.Ag. dan Khatib Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan melihat langsung kegiatan Pengamatan di lantai 10 dan di lantai dasar.

Kegiatan Ini di sambut baik oleh jamaah dan masyarakat yang berkunjung untuk melihat GBT, karena jarang sekali mereka dapat melihat GBT dengan teleskop, mereka berharap kegiatan pengamatan ini dapat di laksanakan rutin tidak hanya saat fenomena GBT melainkan fenomena-fenoma yang lain dan disedikan lebih banyak teleskop.

Coming soon! Menengok Gerhana Bulan Total bersama KS ANDROMEDA

Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena tertutupnya bulan oleh bayangan dari bumi sehingga bulan akan nampak terkikis hingga akhirnya hilang seperti tidak terlihat lagi. Fenomena gerhana bulan ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus sehingga sinar bulan terhalangi oleh bumi. Pada bulan ini tepat nya 28 juli 2018 akan terjadi fenomena gerhana bulan total, tentunya momen ini sangat sayang untuk di lewatkan, kami kelompok studi ANDROMEDA akan memfasilitasi para astronom muda untuk menyaksikan fenomena gerhana bulan total secara langsung, sebelumnya
Ada sedikit informasi nih tentang bagaimana sih Proses Terjadinya Gerhana Bulan, nah
Proses terjadinya gerhana bulan ini dimulai saat bumi berada di antara matahari dan juga bulan pada satu garis yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi. Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari. proses terjadinya gerhana bulan ini Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut adalah bayangan dari bumi sendiri.Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat meyabit.Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.

 

Berikut adalah Jenis-jenis Gerhana Bulan

1. Gerhana bulan total

Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bullan akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua. Gerhana bulan total ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.

Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah namun warna merah tersebut tidaklah rata.Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata. Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan jika dipandang dari bumi.

Saat terjadi gerhana bulan total ini maka bulan akan terlihat berwarna kemerahan. Hal ini berhubungan dengan lapisan atmosfer bumi. Di suatu daerah tertentu atau suatu negara tertentu, gerhana bulan total akan terlihat lebih merah daripada di daerah lain. Hal ini menandakan bahwa jika bulan berwarna lebih merah, maka suatu tempat tersebut memiliki tingkat polusi yang semakin kuat.

2. Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah atau area penumbra. Sehingga masih ada sebgaian dari sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan dan dapat dilihat manusia dari bumi. Inilah yang disebut sebagai gerhana bulan sebagian.

3. Gerhana bulan penumbra

Jenis gerhana bulan yang selanjutny adalah gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penumbra berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian bulan masih dapat terlihat oleh manusia yang berada di bumi meskipun secara samar- samar dan dengan warna yang suram.

Maka dari itu yuk bergabung bersama kami di pengamatan gerhana bulan total, ingat tanggal nya ya dan tunggu informasi selanjutnya, tetap pantau media sosial kami ya guys untuk tahu informasi lebih lanjut ?

Melalui KS ANDROMEDA, Astronomi Semakin dekat Masyarakat

Sedayu, 12 Mei 2018

Kelompok Study Andromeda kembali di undang dalam kegiatan PRODAMAT S2 Pendidikan Fisika UAD, kegiatan kali ini dilaksanakan di Sedayu, pengamatan di mulai pada pukul 21.00 di sekitar daerah Sedayu, cuaca malam itu cukup mendukung untuk melihat kenampakan Planet Jupiter dan beberapa Rasi Bintang, meskipun beberapa saat terhalang oleh awan,  tapi hal tersebut tidak menurunkan antusiasme masyarakat sekitar,

Anggota KS Andromeda bersama salah satu Dosen Anggota TIGER
Anggota KS Andromeda bersama salah satu Dosen Anggota TIGER
Pengamatan dengan Teleskop Skype Watcher
Pengamatan dengan Teleskop Skype Watcher 

Kebanyakan pengunjung adalah anak-anak bersama dengan orang tuanya, mereka begitu tertarik tentang benda-benda yang ada di Langit.

Pada kesempatan kali ini, kami menggunakan 3 Teleskop yaitu, National Geografi, Sky Watcher dan Celestron

Antusiasme anak-anak melihat Planet Jupiter
Antusiasme anak-anak melihat Planet Jupiter

Kebanyakan pengunjung adalah anak-anak bersama dengan orang tuanya, mereka begitu tertarik tentang benda-benda yang ada di Langit, harapannya melalui KS Andromeda Astronomi bisa lebih dekat lagi dengan masyarakat.

Kegiatan PRODAMAT Bersama Magister Pendidikan Fisika UAD

Sabtu,  7 April 2018 Kelompok Studi ANDROMEDA bekerjasama dengan Prodi Magister Pendidikan Fisika mengadakan Kelas Astronomi di SMP 5 Muhammdiyah Yogyakarta, acara tersebut berlangsung dari pukul 19.00-21.30 WIB.  Pada awalnya rangkaian dari acara tersebut adalah Kelas Astronomi dan Pengamatan benda langit seperti Rasi Bintang Orion, Nebula Orion, Galaxy Bima Sakti dan M42
Pada kesempatan kali ini KS ANDROMEDA menggunakan 3 Teleskop skywatcher,  Celestron dan National Geografi, Akan tetapi cuaca malam itu mendung dan hujan sehingga acara hanya di isi kelas Astronomi dengan Pemateri Ricka Tanzilla dan Lukmanul Hakim, yang menjelaskan tentang Tata surya dan benda-benda langit,

IMG-20180412-WA0010meskipun demikian Antusias dari Peserta  sangat luar biasa terutama Warga sekitar yang datang pada acara Kelas Astronomi, IMG-20180412-WA0006 banyak Pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan,  salah satu yang kami rangkuman adalah ” apakah bumi bulat atau datar? ”  tanya salah seorang ibu yang hadir dalam Kelas Astronomi, pertanyaan tersebut  memang sering timbul oleh masyarakat umum.


Mengenal Teleskop Lebih Dekat

Minggu, 1 April 2018 . KS Andromeda melakukan kegiatan mengenal teleskop dan melakukan kegiatan pengamatan matahari. Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengenal teleskop mulai dari bagian-bagiannya serta merakit teleskop,
Setelah itu hasil dari belajar merakit teleskop dilakukan kegiatan pengamatan matahari. Pengamatan matahari tersebut dilakukan pada siang hari dan cuaca nya cukup cerah , sehingga mendapatkan hasil sesuai yang di inginkan, pada. Pengamatan kali ini teleskop yang digunakan adalah Sky Watcher
Matahari yang terlihat melalui Teleskop
selain itu kegiatan pengamatan juga cukup menarik masyarakat yang sedang berkunjung di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad DahlanAntusias masyarakat meoihat matahari menggunakan teleskop
Tentunya hal ini menjadikan KS Andromeda lebih bersemangat lagi untuk mengenalkan ilmu Astronomi kepada masyarakat pada umumnya.

Kelas Astronomi dan Pengamatan Blue Moon

Sabtu, 31 Maret 2018 Andromeda UAD dan Empat Komunitas Astronomi lainnya JAC, PL, KOJA dan Astronic UIN SUKA, bekerja sama dengan Taman Pintar melakukan kegiatan Kelas Astronomi dan pengamatan Blue Moon.
Tujuan dari kegiatan ini adalah Mengenalkan ilmu astronomi kepada siswa tingkat SMA, Memberi pengetahuan penerapan ilmu astronomi dan Menjadi sarana berbagi pengalaman antar komunitas astronomi.
Pemaparan Materi oleh Pembicara
Kegiatan ini di awali dengan pemaparan materi tentang bola astronomi dan pergerakan benda langit, kemudian di lanjutkan dengan pengamatan blue moon menggunakan teleskop sehingga peserta dan masyarakat umum dapat mengamati fenomena tersebut, meskipun terhalang awan yang cukup tebal karena cuaca hari itu mendung namun antusias peserta dan masyarakat tetap luar biasa.

Presentasi Mentari Book’s karya Ricka Tanzilla dkk, saat mengikuti kegiatan CAP 2018 di Jepang

IMG-20180329-WA0026

Challenges and Strategies for Developing Inclusive Outreach Using Mentari Book’s Project ini adalah buku karya Ricka Tanzilla,dkk yang di presentasikannya saat mengikuti kegiatan CAP 2018 di Jepang. CAP(communicating astronomy with the public) merupakan sebuah agenda konferensi yang diadakan oleh International Astronomical Union(IAU). Buku pembelajaran astronomi ini ditujukan untuk membantu orang-orang difabel. Ricka berharap dengan adanya buku ini masyarakat luas dengan beragam latar belakang tanpa membedakan pendidikan, usia, gender termasuk para difabel supaya mereka lebih memahami dan mengerti tentang astronomi. Alhamdulilah . Selamat ya bagi Ricka tanzila yang mewakili pastron dan Andromeda

PENGAMATAN GERHANA MATAHARI PARSIAL

1 september 2016 Andromeda bersama PATRON UAD mengadakan pengamatan gerhana matahari parsial dan hilal di pos pengamatan Bulan Syekh Bela Belu Parangtritis Bantul. Di pos pengamatan tersebut juga dihadiri oleh KEMENAG DIY, BMKG DIY, MAN Wonosari dan beberapa Instansi lainnya.

Apakah gerhana matahari parsial itu? Dan bagaimanakah terjadinya?

Gerhana matahari adalah peristiwa ketika terhalangnya sinar matahari oleh bulan akibat dinamisasi pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan. Sedangakan gerhana matahari parsial adalah gerhana matahari sebagian adalah piringan matahari yang tertutupi oleh bulan tetapi hanya sebagian saja. Pada tanggal 1 September 2016 kemarin sebenarnya merupakan fenomena gerhana matahari cincin tetapi terlihat berupa gerhana matahari sebagian di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, alur gerhana matahari cincin melewati Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia. “Di Indonesia gerhana ini dapat diamati pada sore hari menjelang Matahari terbenam berupa gerhana matahari sebagian,” tulis BMKG dalam laman situs bmkg.go.id, Adapun gerhana matahari sebagian dapat dilihat di Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat.Gerhana matahari diperkirakan terlihat pertama kali di langit Pacitan, Jawa Timur pada pada  pukul  17.26 WIB. “Untuk  selanjutnya  menyebar  ke  daerah  lainnya.  Mengingat  gerhana  ini  terjadi  saat  sore  hari  di  Indonesia,  semua  lokasi  di  pulau  Jawa  dan    Lampung  hanya  terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam,” tulis BMKG.
Puncak gerhana diprediksi pertama kali akan telrihat di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat  pada pukul 17. 52  WIB.

Pada pengamatan kemarin, dari berbagai instansi memberikan hasil yang negatif, yaitu gerhana matahari dan hilal tidak teramati dengan menggunakan mata telanjang ataupun alat bantu.